Saat Anda bepergian ke suatu daerah baru, adalah menarik juga untuk mengenal budaya dan sekelumit kehidupan masyarakat di sekitarnya. Oleh karenanya, jalan-jalan di perkampungan penduduk asli yang menghuni di sekitar kawasan wisata tentulah akan menjadi pengalaman yang mengesankan. Apalagi sejak dulu Indonesia memang terkenal memilki keragaman budaya dan adat istiadat yang dapat menjadi suguhan wisata serta memperkaya pengalaman Anda.
Desa Bayan adalah salah satu dari sekian banyak desa wisata di belahan Bumi Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Desa Bayan terletak di kaki Gunung Rinjani (di kawasan sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani) yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Desa adat ini dihuni oleh penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak yang memiliki kearifannya sendiri dalam menjaga kelestarian adat dan alam yang mereka huni. Suku Sasak masih memegang teguh adat dan mematuhi aturan adat yang diwariskan oleh leluhur. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan tata bangunan adat, rumah hunian, dan tempat ibadah (masjid) serta serangkaian upacara, tradisi, dan pola hidup yang masih dipraktekkan hingga kini.
Rumah-rumah hunian dan rumah adat suku Sasak hanya memiliki satu pintu dan tidak memiliki jendela. Selain itu, ciri lainnya adalah atapnya yang terbuat dari rumbia, berdinding bambu, dengan lantai yang berupa tanah liat yang dipadatkan. Wilayah banguna dibagi-bagi dan diatur sesuai dengan fungsinya, yaitu bangunan khusus dan bangunan umum. Bangunan khusus biasanya untuk pemangku adat, sementara bangunan umum dihuni oleh masyarakat biasa. Bangunan khusus pemangku adat disebut kampu; ada pula baruga sebagai tempat pertemuan; dan kompleks rumah penduduk yang didirikan sesuai aturan adat. Tak heran apabila bentuk fisik dan pola pembagian ruang dan fungsi setiap rumah adalah sama satu dan lainnya.
Selain itu ada pula Masjid Bayan Beleq, masjid tertua di Lombok yang berdiri sejak abad ke-16 dan masih mempertahankan arsitektur awal sejak didirikan. Masjid ini tingginya hanya 1,5 meter agar setiap yang masuk menundukkan kepalanya sebagai simbol hormat atau merendahkan hati. Lantainya masih berupa tanah liat yang dipadatkan dan penerangannya masih menggunakan obor sebagaimana leluhur Sasak pertama kali memfungsikan masjid ini.
Suku Sasak juga sangat arif menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitar. Sumber mata air Mandala yang terkenal karena kejernihannya adalah satu dari sembilan mata air di kaki Rinjani yang menjadi kebanggaan masyarakat Desa Bayan. Mereka sangat menjaga keberadaan mata air tersebut sehingga terdapat aturan yang dibuat khusus oleh pemangku adat (awiq-awiq). Awiq-awiq adalah peraturan mengenai larangan merusak hutan adat (pawang), termasuk larangan mencemari mata air Mandala. Setiap orang dilarang menebang hutan tanpa seijin pemangku adat apalagi membakar hutan. Apabila ada yang melanggar, akan dikenakan denda seekor kambing, uang Rp10.000,- dan beras satu gantang (sekira 3,125 kg). Upacara panen kerap diadakan di kawasan hutan adat tersebut yang juga merupakan tempat bagi sumber mata air Mandala.
Terletak sekira 75 kilometer dari Mataram, Desa Bayan seluas 2.600 hektar ini adalah salah satu desa yang menjadi jalur pendakian menuju Danau Segara Anak dan puncak Rinjani. Desa beriklim sejuk ini juga hanya berjarak sekira 2 kilometer dari Desa Senaru, desa yang merupakan gerbang dan basis pendakian Rinjani. Air terjun yang terdapat di kawasan sekitar kedua desa ini adalah tujuan wisata alam yang lain yang juga menarik untuk dikunjungi.
Aktivitas
Kuliner, Berbelanja, Akomodasi, Kegiatan
Kuliner
Tak banyak suguhan kuliner yang dapat Anda temukan di sekitar Desa Bayan. Namun begitu, apabila Anda berkesempatan untuk bertamu ke penduduk lokal, Anda mungkin akan disuguhi air fermentasi beras (sejenis arak) yang merupakan minuman khas Desa Bayan dan sekitarnya. Suguhan ini merupakan bentuk penghormatan kepada tamu dan dapat juga menjadi simbol status sosial tuan rumah.
Untuk memanjakan lidah Anda dengan kuliner khas Lombok, sebaiknya Anda mencarinya di Mataram. Ayam Taliwang, sate ikan, sate ampet (sate sapi berbumbu pedas berwarna mera), sate bulayak (sate sapi dengan bumbu khas Lombok, dimakan bersama lontong yang dililit daun ketupat), nasi campur ebatan, plecing kangkung, dan lain sebagainya adalah beberapa menu andalan khas Lombok. Selain itu, ada pula manisan rumput laut yang dapat jadi pilihan oleh-oleh
Berbelanja
Akomodasi
Kegiatan
Desa Bayan
Desa Bayan on the map
Tips
Desa Bayan masih memegang teguh serangkaian peraturan adat-istiadat. Oleh karena itu, saat memasuki kawasan ini, hormatilah budaya mereka dengan cara tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan adat. Suku Sasak bahkan memiliki peraturan khusus (awiq-awiq) untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan hutan adat dan sumber mata air Mandala. Jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang mengarah pada pencemaran mata air dan hutan jika tidak ingin dikenakan denda yang cukup mahal. Biasanya, guide yang mendampingi Anda akan mengingatkan Anda dengan sungguh-sungguh mengenai peraturan ini saat berada di lokasi.
Memasuki kawasan rumah adat pun tidak boleh sembarangan, ada serangkaian peraturan yang harus diikuti. Oleh karena itu, ada baiknnya Anda menyewa jasa guide untuk mengunjungi daerah ini sehingga mendapatkan informasi lebih mengenai Desa Bayan tersebut. Biasanya tarif jasa guide sekira Rp60.000,-.
Jangan lupa membawa pakaian ganti apabila berniat mandi di air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep.
Selain itu, tentu tidak lengkap rasanya datang ke kaki Gunung Rinjani, apabila tidak mendaki gunung yang menawarkan panorama memesona ini. Sebelum atau sesudah mencapai puncak, Anda dapat pula menikmati keindahan danau berwarna biru, Danau Segara Anak, dan bersistirahat atau bermalam di sana.
Berkeliling
Transportasi
Berjarak sekira 75 km dari Kota Mataram (ibukota Lombok), Desa Bayan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam berkendara. Anda dapat naik bus dari Terminal Mandalika di Mataram atau kendaraan umum/sewa untuk menuju Desa Senaru. Dari Senaru, Anda dapat berjalan kaki sambil menikmati pesona alam di kaki Gunung Rinjani, yaitu air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep, Bangket Bayan, lalu Desa Bayan.
Apabila Anda menyewa mobil, perjalanan dapat langsung ke Desa Bayan. Biaya sewa mobil dari Mataram kurang lebih Rp250.000,- per hari.
sumber:http://indonesia.travel/id/
Desa Bayan adalah salah satu dari sekian banyak desa wisata di belahan Bumi Indonesia yang menarik untuk dikunjungi. Desa Bayan terletak di kaki Gunung Rinjani (di kawasan sekitar Taman Nasional Gunung Rinjani) yang secara administratif berada di wilayah Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Desa adat ini dihuni oleh penduduk asli Lombok, yaitu suku Sasak yang memiliki kearifannya sendiri dalam menjaga kelestarian adat dan alam yang mereka huni. Suku Sasak masih memegang teguh adat dan mematuhi aturan adat yang diwariskan oleh leluhur. Hal ini dapat dilihat dari bentuk dan tata bangunan adat, rumah hunian, dan tempat ibadah (masjid) serta serangkaian upacara, tradisi, dan pola hidup yang masih dipraktekkan hingga kini.
Rumah-rumah hunian dan rumah adat suku Sasak hanya memiliki satu pintu dan tidak memiliki jendela. Selain itu, ciri lainnya adalah atapnya yang terbuat dari rumbia, berdinding bambu, dengan lantai yang berupa tanah liat yang dipadatkan. Wilayah banguna dibagi-bagi dan diatur sesuai dengan fungsinya, yaitu bangunan khusus dan bangunan umum. Bangunan khusus biasanya untuk pemangku adat, sementara bangunan umum dihuni oleh masyarakat biasa. Bangunan khusus pemangku adat disebut kampu; ada pula baruga sebagai tempat pertemuan; dan kompleks rumah penduduk yang didirikan sesuai aturan adat. Tak heran apabila bentuk fisik dan pola pembagian ruang dan fungsi setiap rumah adalah sama satu dan lainnya.
Selain itu ada pula Masjid Bayan Beleq, masjid tertua di Lombok yang berdiri sejak abad ke-16 dan masih mempertahankan arsitektur awal sejak didirikan. Masjid ini tingginya hanya 1,5 meter agar setiap yang masuk menundukkan kepalanya sebagai simbol hormat atau merendahkan hati. Lantainya masih berupa tanah liat yang dipadatkan dan penerangannya masih menggunakan obor sebagaimana leluhur Sasak pertama kali memfungsikan masjid ini.
Suku Sasak juga sangat arif menjaga kelestarian lingkungan dan alam sekitar. Sumber mata air Mandala yang terkenal karena kejernihannya adalah satu dari sembilan mata air di kaki Rinjani yang menjadi kebanggaan masyarakat Desa Bayan. Mereka sangat menjaga keberadaan mata air tersebut sehingga terdapat aturan yang dibuat khusus oleh pemangku adat (awiq-awiq). Awiq-awiq adalah peraturan mengenai larangan merusak hutan adat (pawang), termasuk larangan mencemari mata air Mandala. Setiap orang dilarang menebang hutan tanpa seijin pemangku adat apalagi membakar hutan. Apabila ada yang melanggar, akan dikenakan denda seekor kambing, uang Rp10.000,- dan beras satu gantang (sekira 3,125 kg). Upacara panen kerap diadakan di kawasan hutan adat tersebut yang juga merupakan tempat bagi sumber mata air Mandala.
Terletak sekira 75 kilometer dari Mataram, Desa Bayan seluas 2.600 hektar ini adalah salah satu desa yang menjadi jalur pendakian menuju Danau Segara Anak dan puncak Rinjani. Desa beriklim sejuk ini juga hanya berjarak sekira 2 kilometer dari Desa Senaru, desa yang merupakan gerbang dan basis pendakian Rinjani. Air terjun yang terdapat di kawasan sekitar kedua desa ini adalah tujuan wisata alam yang lain yang juga menarik untuk dikunjungi.
Aktivitas
Kuliner, Berbelanja, Akomodasi, Kegiatan
Kuliner
Tak banyak suguhan kuliner yang dapat Anda temukan di sekitar Desa Bayan. Namun begitu, apabila Anda berkesempatan untuk bertamu ke penduduk lokal, Anda mungkin akan disuguhi air fermentasi beras (sejenis arak) yang merupakan minuman khas Desa Bayan dan sekitarnya. Suguhan ini merupakan bentuk penghormatan kepada tamu dan dapat juga menjadi simbol status sosial tuan rumah.
Untuk memanjakan lidah Anda dengan kuliner khas Lombok, sebaiknya Anda mencarinya di Mataram. Ayam Taliwang, sate ikan, sate ampet (sate sapi berbumbu pedas berwarna mera), sate bulayak (sate sapi dengan bumbu khas Lombok, dimakan bersama lontong yang dililit daun ketupat), nasi campur ebatan, plecing kangkung, dan lain sebagainya adalah beberapa menu andalan khas Lombok. Selain itu, ada pula manisan rumput laut yang dapat jadi pilihan oleh-oleh
Berbelanja
Akomodasi
Kegiatan
Desa Bayan
Desa Bayan on the map
Tips
Desa Bayan masih memegang teguh serangkaian peraturan adat-istiadat. Oleh karena itu, saat memasuki kawasan ini, hormatilah budaya mereka dengan cara tidak melakukan hal-hal yang dianggap melanggar aturan adat. Suku Sasak bahkan memiliki peraturan khusus (awiq-awiq) untuk menjaga kebersihan dan kelestarian kawasan hutan adat dan sumber mata air Mandala. Jangan sekali-kali melakukan hal-hal yang mengarah pada pencemaran mata air dan hutan jika tidak ingin dikenakan denda yang cukup mahal. Biasanya, guide yang mendampingi Anda akan mengingatkan Anda dengan sungguh-sungguh mengenai peraturan ini saat berada di lokasi.
Memasuki kawasan rumah adat pun tidak boleh sembarangan, ada serangkaian peraturan yang harus diikuti. Oleh karena itu, ada baiknnya Anda menyewa jasa guide untuk mengunjungi daerah ini sehingga mendapatkan informasi lebih mengenai Desa Bayan tersebut. Biasanya tarif jasa guide sekira Rp60.000,-.
Jangan lupa membawa pakaian ganti apabila berniat mandi di air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep.
Selain itu, tentu tidak lengkap rasanya datang ke kaki Gunung Rinjani, apabila tidak mendaki gunung yang menawarkan panorama memesona ini. Sebelum atau sesudah mencapai puncak, Anda dapat pula menikmati keindahan danau berwarna biru, Danau Segara Anak, dan bersistirahat atau bermalam di sana.
Berkeliling
Transportasi
Berjarak sekira 75 km dari Kota Mataram (ibukota Lombok), Desa Bayan dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 3-4 jam berkendara. Anda dapat naik bus dari Terminal Mandalika di Mataram atau kendaraan umum/sewa untuk menuju Desa Senaru. Dari Senaru, Anda dapat berjalan kaki sambil menikmati pesona alam di kaki Gunung Rinjani, yaitu air terjun Sindang Gile dan Tiu Kelep, Bangket Bayan, lalu Desa Bayan.
Apabila Anda menyewa mobil, perjalanan dapat langsung ke Desa Bayan. Biaya sewa mobil dari Mataram kurang lebih Rp250.000,- per hari.
sumber:http://indonesia.travel/id/